SIKAP MOTIVASI
Pengertian
motivasi sendiri menurut istilah
adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam
diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam
mencapai tujuan.
Menurut saya pribadi motivasi adalah sesuatu keadaan dimana
kita dapat mendorong diri sendiri untuk mencapai sesuatu keinginan atau untuk
mencapai tujuan kita.
Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks
dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh
individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan
karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian
tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas
tersebut), atau karena motivasi, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan
yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula
fsktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang
dari dalam diri orang itu sendiri.
mawas diri menurut kamus Besar Bahasa indonesia, edisi kedua,
balai pustaka 1993, ialah melihat(memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara
jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat kesalahan
yang sama.
Pada hakekatnya belajar adalah panggilan hidup. Jadi bagi
orang beriman, setidaknya sudah jelas satu tujuan mempertanggungjawabkan
kehidupan di hadapan Yang Maha Kuasa. Hal itu berarti,sebisanya kita perlu
belajar menjadi orang sebagaimana kita dimaksudkan Sang Pencipta.
Demikian pula kondisi otak kita bertumbuh dan berkembang
sesuai dengan kuantitas dan kulitas asupan. Semakin banyak kita belajar,
semakin berkembang fungsi otak kita, semakin lebih termotivasi lagi untuk
mencari tahu- belajar. Jadi bisa kita simpulkan bahwa sudah hakikinya manusia
memiliki motivasi belajar.
Apabila pada sejumlah orang tidak nampak termotivasi, berarti
mereka sudah belajar lewat satu dan lain kondisi, menjadi orang yang tidak
termotivasi untuk belajar ., atau mereka tidak memiliki kejelasan tentang
tujuan hidupnya. Andaikan mereka berupaya memperjelas tujuan hidupnya, dan
menghapus hasil belajar (’de-learning’) yang keliru, maka motivasinya akan
nampak.
Meskipun tiap orang memiliki motivasi belajar, ada orang yang
termotivasi dari dalam dirinya – ’ intrinsic’ , ada juga yang termotivasi dari
luar – ’extrinsic’ . Mereka yang motivasi belajarnya bersifat intrinsik
biasanya berorientasi ’inner locus of control’ . Mereka secara teratur
mempertanyakan ke dirinya : ”Apa yang sudah saya pelajari ? Apa yang bisa saya
laku kan untuk menambah dan memperbaikinya, mengembangkannya? Apakah saya sudah
cukup berupaya?, masih bisa ditingkatkankah upaya saya ? dst. Yang pada
hekekatnya, melakukan monitoring diri
BERSIKAP MAWAS DIRI
mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke
dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya, suatu tindakan yang
telah di ambisecara teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga
instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani
mengenai suatu perbuatan.
Menurut saya pribadi mawas diri adalah sikap hati-hati dan menjadi yang lebih baik untuk kedepannya .
Mawas diri pun tidak boleh berlebihan karna jika berlebihan kita tidak akan berani mengambil sikap atau berani untuk lebih baik.
Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan penghayatan kita dalam memory-nya. Apabila karena satu dan lain hal kita sempat keliru belajar menjadi ’tidak mampu, tidak berdaya, tidak bias belajar’, maka langkah yang perlu dilakukan adalah merombak hasil belajar tersebut
Salah satu sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda tetapi juga membentuk diri Anda.
Mwas diri menurut kamus Beasar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat kesalahan yang sama.
Menurut saya pribadi mawas diri adalah sikap hati-hati dan menjadi yang lebih baik untuk kedepannya .
Mawas diri pun tidak boleh berlebihan karna jika berlebihan kita tidak akan berani mengambil sikap atau berani untuk lebih baik.
Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan penghayatan kita dalam memory-nya. Apabila karena satu dan lain hal kita sempat keliru belajar menjadi ’tidak mampu, tidak berdaya, tidak bias belajar’, maka langkah yang perlu dilakukan adalah merombak hasil belajar tersebut
Salah satu sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda tetapi juga membentuk diri Anda.
Mwas diri menurut kamus Beasar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat kesalahan yang sama.
Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke
dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara
teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada
dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu
perbuatan. orang jawa sering berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula
untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas persoalan yang di
hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang di lakukannya, suatu tindakan yang
di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan,
adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar